16.40

INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Kehidupan kelompok manusia merupakan kondisi yang esensil bagi lahirnya kesadaran, pikiran, dunia objek-objek manusia sebagai organisme yang memiliki selves dan kelakuan manusia dalam bentuk tindakan yang dibuat. Dalam tindakan social dan dalam proses social yang lebih umum terdapat mekanisme dasar yaitu gerak atau sikap isyarat (Gesture). Gesture adalah gerakan organisma pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara sosial) yang tepat dari organisma kedua. Baik binatang maupun manusia, mampu membuat isyarat dalam arti bahwa tindakan seorang individu tanpa pikir dan secara otomatis mendapatkan reaksi dari individu lain. Apa yang membedakan manusia dari binatang adalah kemampuannya menggunakan gerak isyarat yang signifikan atau yang memerlukan pemikiran di keduia belah pihak actor sebelum bereaksi.
Hubungan di antara gerak-isyarat (gesture) tertentu dan maknanya, mempengaruhi pikiran pihak-pihak yang sedang berinteraksi. Dalam terminologi Mead, gerak-isyarat yang maknanya diberi bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam interaksi adalah merupakan “satu bentuk simbol yang mempunyai arti penting” ( a significant symbol”). Kata-kata dan suara-lainnya, gerakan-gerakan fisik, bahasa tubuh (body langguage), baju, status, kesemuanya merupakan simbol yang bermakna.
Symbol signifikan adalah sejenis isyarat yang hanya dapat diciptakan manusia. Symbol yang menjawab makna yang dialami individu pertama dan yang mencari makna dalam individu kedua adalah “bahasa”. Melalui symbol sitgnifikan, manusia bisa berfikir. Pikiran merupakan proses percakapan sesorang dengan dirinya sendiri, tidak ditemukan dalam diri individu. Sedangkan diri adalah kemampuan khusus untuk menjadi subjek maupun objek. Diri mensyaratkan proses social: komunikasi antar manuisia. Diri berhubungan secara dialektis dengan pikiran. Diri pada dasarnya adalah proses social yang berlangsung dalam dua fase yang dapat dibedakan yaitu “I” dan “Me”. “I” adalah tanggapan spontan individu terhadap orang lain yang merupakan aspek kreatif yang tidak dapat diperhitungkan dan tak teramalkan dari diri. “Me” adalah penerimaan atas oramng lain yang dapat digeneralisir. Melalui “Me”-lah masyrakat menguasai individu. Control social sebagai keunggulan ekspresi “Me” diatas ekspresi “I”. Masyarakat mencerminkan sekumpulan tanggapan terorganisir yang diambil alih oleh individu dalam bentuk “Aku” (Me).
Mead tertarik mengkaji interaksi sosial, di mana dua atau lebih individu berpotensi mengeluarkan simbol yang bermakna. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang dikeluarkan orang lain, demikian pula perilaku orang lain tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, kita mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan orang lain, kita menangkap pikiran, perasaan orang lain tersebut.
Interaksi di antara beberapa pihak tersebut akan tetap berjalan lancar tanpa gangguan apa pun manakala simbol yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak dimaknakan bersama sehingga semua pihak mampu mengartikannya dengan baik. Hal ini mungkin terjadi karena individu-individu yang terlibat dalam interaksi tersebut berasal dari budaya yang sama, atau sebelumnya telah berhasil memecahkan perbedaan makna di antara mereka. Namun tidak selamanya interaksi berjalan mulus. Ada pihak-pihak tertentu yang menggunakan simbol yang tidak signifikan – simbol yang tidak bermakna bagi pihak lain. Akibatnya orang-orang tersebut harus secara terus menerus mencocokan makna dan merencanakan cara tindakan mereka.
Interaksi simbolis bertumpu pada :
1. manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu .
2. makna tersebut berasal dari “interaksi social seseorang dengan orang lain”.
3. makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi social berlangsung.
Blumer menyatakan actor memilih, memeriksa, mengelompokkan dan menstransformir makna dalam hubungannya dengan situasi dimana dia ditempatkan dan arah tindakannya. Tindakan manusia bukan disebabbkan oleh beberapa “kekuatan luar” tidak pula disebabkan oleh “kekuatan dalam”. Individu membentuk objek-objek itu, merancang objek-objek yang berbeda, memberinya arti, menilai kesesuaiannya dengan tindakan, dan mengambil keputusan berdasarkan penilaian tersebut. Ini merupakan penafsiran atau bertindak berdasarkan simbol-simbol.
Demikian manusia merupakan actor yang sadar dan reflektif. Selfr-indication adalah ‘proses komunikasi yang sedang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut”. Tindakan manusia penuh dengan penafsiran dan pengertian.

0 komentar: